Assalamualaikum,
Jawa Barat termasuk ke dalam salah satu wilayah yang penggunaan sosial medianya cukup tinggi. Hampir sebagian besar pengguna sosial media berasal dari Jawa Barat. Keadaan ini bisa menjadikan kelebihan bahkan tantangan tersendiri untuk pemerintah Indonesia. Karena saat ini kebanyakan pengguna sosial media kurang memerhatikan etika di dunia maya. Banyak konten - konten bahkan situs yang lebih banyak mempublikasikan hal negatif bagi para pembaca. Sehingga lama kelamaan keadaan tersebut dapat menimbulkan perpecahan suatu negara.
Alasan ini yang mendorong Keminfo Indonesia untuk melaksanakan diskusi bersama para blogger khususnya Jawa Barat yang dimana secara tidak langsung merupakan bagian terbesar pengguna aktif sosial media. Maka hari Selasa, tanggal 22 Agustus 2017 yang bertepatan di hari ini, saya bersama teman - teman blogger Bandung ikut serta dalam acara yang bertemakan "72 Tahun Memperkokoh Kebhinekaan dalam Membangun Negeri".
Sebenernya apa aja sih tata krama yang harus kita perhatikan agar bijak dalam bersosial media ? Karena akhir - akhir ini banyak sekali situs yang menjadikan sosial media sebagai alat untuk memberikan informasi negatif demi mendapatkan keuntungan pribadi. Berita - berita hoax yang lebih banyak diminati oleh para pembaca tentu saja membuat pemerintah harus extra waspada dalam mengawasi penggunaan sosial media saat ini. Karena dikhawatirkan dengan adanya berita negatif seperti hoax, fitnah dan caci maki yang semakin marak ini bisa merusak kebhinekaan di Indonesia.
Menurut Bapak Prof. H. Karim Suryadi,. MSi selaku pembicara pada acara hari ini, kebhinekaan adalah salah satu hal yang sangat penting di Indonesia. Karena Indonesia adalah negara majemuk. Dan yang paling banyak berpengaruh dalam kebhinekaan adalah dalam segi budaya. Budaya di Indonesia yang beragama tentu saja menimbulkan perbedaan juga pada sisi masyarakatnya, tidak mungkin budaya Sunda sama dengan budaya Medan contohnya. Justru hal ini lah yang membuat Indonesia kaya akan budaya. Dan paksaan untuk menjadikan budaya satu daerah sama dengan daerah lainnya mungkin akan berakibat buruk bagi bangsa Indonesia.
Kini banyak terdengar kabar viral di sosial media yang lebih menekankan pada perbedaan tersebut. Tulisan yang berisi fitnah, caci maki dan bullying lebih diminati daripada konten yang positif. Dan sebagai pengguna sosial media yang bijak, seharusnya kita bisa memilah dan memilih mana saja konten yang sebaiknya di share atau tidak. Jangan sampai saat kita menerima informasi yang belum jelas kebenarannya, kita sudah langsung menjudge bahwa info tersebut benar adanya, lakukan cross check terhadap setiap info yang kita terima di sosial media.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menulis di sosial media, yaitu :
1. Hati - hati dalam menulis. Gunakan bahasa yang sopan dalam mengungkapkan gagasan. Dan yang paling penting pastikan bahan yang akan kita tulis sesuai dengan fakta.
2. Tulisan yang telah di publish tidak bisa ditarik kembali. Pastikan tulisan yang akan kita publish tidak mengandung unsur fitnah terhadap seseorang. Karena setelah tulisan kita diluncurkan dan menimbulkan perdebatan, klarifikasi tidak akan berguna.
3. Situasi setelah komunikasi tidak akan bisa kembali ke awal sebelum terjadinya komunikasi tersebut.
4. Jangan timbulkan keinginan untuk membagikan tulisan negatif.
Hal - hal diatas ga berarti sosial media membuat penggunanya tidak kritis. Kita masih bebas dalam menggunakan sosial media, hanya saja kita juga harus tau batasan apa aja saat menulis di sosial media. Karena dengan adanya batasan tersebut, membuat kita lebih mengerti dan bijak dalam penggunaanya. Karena kebebasan dalam dunia maya bukan hanya suatu kelebihan tapi juga tantangan bagi kita yang memanfaatkannya.
Karena tulisan yang baik adalah tulisan yang original, sesuai dengan fakta yang sudah kita lihat, kita dengar dan kita alami sendiri tapi tidak menyudutkan orang lain. Jadi mulai hari ini yuk bareng- bareng kita gunakan sosial media dengan bijak. Tulis informasi yang bermanfaat bagi orang lain. Dan jadikan keragaman budaya di Indonesia sebagai aset penting yang bisa memperkokoh negeri ini.
Wassalam,
Firda Winandini
bagus ada acara beginian..
BalasHapusdari pada social media dibuat untuk bahan bully
iya setuju.. karena saya juga salah satu yang paling ga suka dengan adanya bullying
HapusWah saya denger juga pemaparan dari Prof Karim. Gila kalimat-kalimat dia semuanya quotable banget ya. Mulai dari 'panglima gagasan' sampe 'kepekaan kultural'. Ahhhh gara-gara acara ini nih saya nyari tau tulisan beliau di PR Online :D
BalasHapushaha iya teh bener pisan, kalimat - kalimatnya kereeennn..
Hapus